Senin, 02 Februari 2009

Ayo Deteksi Dini Kanker

    Semakin banyaknya jenis penyakit berbahaya mengharuskan kita untuk selalu waspada dan terus menjaga kesehatan. Tentu saja termasuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Sayangnya, kebanyakan orang Indonesia justru enggan melakukan pemeriksaan rutin. Hal itu menjadi penyebab masih tingginya tingkat kematian akibat menderita kanker atau terkena serangan jantung.
    Di Indonesia, data penderita kanker memang masih sangat tinggi karena biasanya mereka datang ke dokter sudah dalam kondisi stadium 3. Ini sudah sulit untuk diobati. Oleh karena itu sebaiknya melakukan pemeriksaan sejak dini agar tumor yang ada pada tubuh bisa segera terdeteksi dan disembuhkan,” kata dr Boy Abidin SpOG, dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di sela-sela talkshow deteksi dini di Sekretariat Negara, Rabu (19/11).
    Biaya pemeriksaan yang cukup besar dan ketakutan didiagnosa kanker masih menjadi dilema dalam menurunkan tingkat kematian penderita kanker. Padahal, beberapa jenis kanker justru membutuhkan pemeriksaan sedini mungkin karena tidak ada tanda-tandanya atau bisa disebut sebagai penyakit silent killer.
    ”Memang sebaiknya kita sadar untuk melakukan pemeriksaan sejak dini. Saya justru tidak suka jika pasien yang datang sudah merasakan gejala. Jika sudah ada gejala, justru berarti sudah kena kanker stadium lanjut,” tandas Boy Abidin.
    Saat ini, di Indonesia, kanker yang terbanyak diderita wanita adalah kanker leher rahim (serviks), kanker payudara, dan kanker ovarium. Sedangkan untuk pria belum ada data lebih detail. Di Amerika Serikat, kanker yang terbanyak dialami pria adalah  kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker usus besar. Sedangkan kanker yang terbanyak dialami wanita AS adalah kanker payudara, kanker paru-paru, dan kanker usus besar. 
    Maraknya kanker payudara dan serviks yang menempati posisi teratas penyebab kematian wanita Indonesia tidak lepas dari faktor rendahnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan sejak dini. Pemeriksaan melalui mammografi dan papsmear kerap diabaikan, padahal jika pada pemeriksaan sudah terlihat adanya tumor, proses penyembuhan akan jauh lebih mudah dilakukan.
    Sejauh ini, penyebab kanker masih belum bisa dipastikan. Beberapa hal yang bisa diperkirakan sebagai penyebab kanker adalah radiasi, sinar matahari, tembakau, benzene, jamur dan alfatoksi, virus HPV. 

Gaya hidup
    Di zaman modern seperti saat ini, perubahan gaya hidup turut menjadi sebab orang mudah terserang penyakit. Makanan yang mengandung polutan, lingkungan yang penuh dengan polusi, dan kurangnya olahraga, memicu semakin merebaknya penyakit kanker. Padahal, jika gaya hidup dan pola makan diperhatikan, risiko terkena kanker maupun penyakit berbahaya lainnya bisa dicegah.
”Sebaiknya mulai mengatur pola makan yang baik sejak dini. Mulailah mengurangi makanan yang banyak mengandung gula,” ujar dr Phaidon L Toruan, konsultan gizi. 
Berbagai kemudahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari memang menyebabkan tubuh semakin rendah aktivitasnya, sementara pola makan tidak berubah. Kebiasaan makan nasi putih menjadi penyebab tingginya kadar gula dalam darah. ”Oleh karena itu sebaiknya mengganti nasi yang kita makan sehari-hari, dari nasi putih menjadi nasi merah. Gula juga diganti dari gula pasir menjadi gula jawa,” ujar Phaidon.
    Selain itu, kebiasaan ngemil juga perlu diubah ke jenis yang lebih alami seperti ubi, singkong, dan buah. Gorengan pun sebaiknya mulai dikurangi. Pilihlah makanan rebusan. Cari makanan yang banyak mengandung antioksidan, salah satunya adalah buah lokal.
    Olahraga juga harus dilakukan karena bisa menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit kanker atau serangan jantung. Jenis olahraga yang dilakukan tidak mesti yang berat tetapi bisa juga yang ringan, seperti lari pagi atau renang. Cukup dilakukan selama 15 menit setiap hari. (wik)

Publish: Saturday, 22 November 2008

Tidak ada komentar: