Kamis, 29 Januari 2009

Bedakan Keputihan yang Normal dan Tidak

    Wanita mengalami keputihan itu hal yang lumrah, terutama menjelang masa haid setiap bulannya. Akan tetapi, harus diwaspadai bahwa tidak semua keputihan itu normal. Soalnya, ada juga lho keputihan yang diakibatkan oleh penyakit kanker leher rahim. Lantas, keputihan seperti apa yang disebut normal? 
    Cairan keputihan yang normal itu memiliki ciri-ciri antara lain warnanya putih jernih, bila menempel pada pakaian dalam warnanya kuning terang, konsistensi seperti lendir (encer kental—Red) tergantung siklus hormon, tidak berbau, serta tidak menimbulkan keluhan,” kata dokter Dwiana Ocviyanti, spesialis obstetri dan ginekologi, di sela-sela kampanye Pfizer Women Care, Selasa (24/6)
    Dikatakannya, cairan keputihan yang tidak normal memiliki tanda-tanda sebaliknya, seperti berbau, ada keluhan, konsistensi cairan encer berbuih hingga kental seperti susu basi. Tanda-tanda keputihan seperti itu harus diwaspadai karena kemungkinan merupakan tanda dari adanya gejala kanker leher rahim. Apalagi, 95 persen kasus kanker leher rahim yang dialami wanita Indonesia ditandai dengan keputihan. Sayangnya, para penderita kanker leher rahim sebagian besar datang ke dokter dengan kondisi sudah mencapai stadium 4.
    Keputihan atau bahasa medisnya fluor albus merupakan cairan berlebih yang keluar dari vagina. Keputihan bersifat fisiologis (dalam keadaan normal), namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Keputihan tidak mengenal batasan usia, karena berapa pun usia wanita, tetap bisa terkena keputihan. Wanita berisiko terserang keputihan ketika tubuhnya dalam keadaan stres karena kurang istirahat atau diet yang tidak sehat.
    Keputihan normal 92 persen disebabkan oleh jamur yang disebut Candida albicans. Bagi wanita yang belum melakukan hubungan seksual atau belum menikah, keputihan yang terjadi lebih disebabkan jamur dan mudah diobati. Tetapi bagi wanita yang sudah mengalami hubungan seksual atau wanita menikah, keputihan bisa saja terjadi karena penyakit yang harus diobati oleh dokter.
    Kondisi cuaca Indonesia yang lembap juga menjadi salah satu penyebab banyaknya wanita Indonesia yang mengalami keputihan, karena mereka jadi mudah terinfeksi jamur Candida albicans. Tidak salah jika dalam penelitian disebutkan bahwa sebanyak 75 persen wanita Indonesia mengalami keputihan dalam hidupnya sekali-kali. Angka ini berbeda tajam dengan wanita di Eropa yang hanya 25 persen mengalami keputihan. Hal itu disebabkan hawa di Eropa kering sehingga wanita tidak mudah terinfeksi jamur.

Kebersihan
    Namun, ternyata masih banyak wanita Indonesia yang tidak tahu bagaimana mengatasi keputihan. Kebanyakan menggunakan obat-obatan tradisional seperti air sirih. Ada juga yang menggunakan obat yang dijual bebas sehingga bukannya mengobati tetapi justru membasmi bakteri lactobacilus yang sebenarnya masih dibutuhkan untuk menjaga derajat keasaman vagina.
    Ada pula wanita Indonesia yang tidak terlalu mempersoalkan masalah keputihan, bahkan menganggap hal yang wajar dan tidak perlu diobati. Mereka belum menyadari bahwa keputihan bisa jadi tanda awal dari penyakit yang lebih berat, misalnya vaginal candidiasis, gonorrhea, chlamydia, hingga kanker. 
    Tetapi, keputihan juga bisa diatasi asal tetap menjaga kebersihan genitalia dengan cara memilih pakaian dalam yang tepat dan tidak ketat. Bagi wanita yang sudah menikah, sebaiknya tidak berganti-ganti pasangan untuk menghindari infeksi jamur. 
    Selain itu gantilah celana dalam dua kali sehari, dan jangan sampai digunakan lebih dari satu hari. Ingatlah untuk selalu membersihkan dengan tisu setelah buang air kecil. Dan jangan sembarangan duduk di toilet umum. Sebaiknya alasi dudukan toilet dengan tisu. (wik)

Apa Sih Keputihan Itu?
    Keputihan atau dalam bahasa medisnya fluor albus merupakan cairan yang keluar dari vagina/lubang kemaluan pada wanita. Keputihan disebabkan oleh infeksi yang biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir kemaluan bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.
    Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi atau alat kelamin luar.
    Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri. Gadis muda terkadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya. (wik/wikipedia)

Deteksi Keputihan
1. Cairan keputihan yang normal
    - Berwarna putih jernih
    - Bila menempel pada pakaian dalam berwarna kuning terang
    - Konsistensi seperti lendir (encer-kental) tergantung siklus hormon
    - Tidak berbau
    - Tidak menimbulkan keluhan
2. Cairan keputihan yang tidak normal:
    - Gatal pada organ intim perempuan
    - Rasa terbakar
    - Kemerahan
    - Nyeri selama berhubungan intim
    - Nyeri saat berkemih
    - Keluarnya cairan dari organ intim perempuan

Penyebab Keputihan
1. Infeksi: 
    - Bakteri (chlamydia,N.Gonorrhoeae, bakteri vaginosis, dll)
    - Jamur (candida spp)
    - Parasit (trichomonas vaginalis)
2. Bukan infeksi:
    - Polip Serviks
    - Gangguan keseimbangan flora vagina akibat pemakaian antiseptik (douche vagina) secara terus-menerus
    - Alergi (spermisida, kondom dan tisu KB)
    - Iritasi (dyspareunia, menopause)

Cegah Keputihan
1. Jaga kebersihan organ genital. Bisa menggunakan cairan antiseptik, akan tetapi jangan berlebihan karena akan mengganggu keseimbangan Ph
2. Jangan berganti-ganti pasangan seksual untuk menghindari faktor risiko infeksi
3. Bagi yang sudah melakukan hubungan seksual, lakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur
4. Hindari pakaian dalam yang ketat atau bahan yang tidak menyerap keringat. Sebaiknya gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan biasakan ganti setiap hari
5. Jika keputihan yang keluar sudah termasuk berat, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk memeriksa kuman apa yang menginfeksi vagina. Dokter akan memberikan resep antibiotika atau antijamur yang sesuai. (wik)

Mitos yang Salah 
    Kebiasaan makan sering kali dikaitkan dengan kondisi tubuh yang tidak normal, seperti keputihan. Lalu muncullah mitos-mitos dalam masyarakat. Salah satunya adalah mitos bahwa nanas dan timun memicu keluarnya keputihan pada wanita secara berlebih. Padahal, kedua jenis buah/sayuran itu merupakan sumber vitamin yang bermanfaat bagi tubuh. 
    ”Masih banyak orang Indonesia yang menganggap bahwa nanas bisa menimbulkan keputihan. Padahal di luar negeri, justru nanas ini menjadi buah yang digemari wanita hamil karena merupakan sumber vitamin C yang lebih bagus dari buah peach dan pir,” ujar dokter Dwiana Ocviyanti, spesialis obstetri dan ginekolog, di sela-sela peluncuran kampanye Pfizer Women Care, Selasa (24/6).
    Tidak hanya nanas dan timun yang dituding sebagai penyebab keputihan tetapi juga terong dan pisang. ”Memang ada orang yang alergi terhadap buah, tetapi itu persentasenya kecil sekali karena buah sama sekali tidak membuat alergi atau menimbulkan keputihan,” tandas Dwiana.
    Penyebab munculnya keputihan berlebih pada wanita adalah gula yang tidak diantisipasi. Wanita senang mengonsumsi makanan yang mengandung gula seperti permen, kue tar, juga kue kering. Makanan yang mengandung gula tinggi akan melemahkan daya tahan tubuh. Bila daya tahan tubuh rendah, jamur bisa merajalela. (wik)

Publish: Sunday, 29 June 2008

Tidak ada komentar: