Kamis, 29 Januari 2009

Mulut Segar Saat Puasa



    Umat Muslim di dunia, termasuk Indonesia, segera memasuki bulan penuh berkah yakni bulan Ramadan. Persiapan-persiapan untuk menjalankan ibadah puasa pun dilakukan. Mulai dari mempersiapkan perlengkapan ibadah, makanan manis seperti korma untuk berbuka, hingga kesiapan kesehatan bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit. 
    Salah satu bagian tubuh yang sering kali bermasalah saat berpuasa adalah mulut. Sering kali bau mulut seseorang di bulan Puasa menjadi masalah serius dalam hubungan komunikasi dengan orang lain.
    ”Wajar saja hal itu terjadi karena memang ada yang menyikat gigi setelah tidur usai sahur, ada juga yang tidak. Bau mulut memang tidak bisa terhindarkan,” ujar dokter gigi Hariani Agustiarini saat dihubungi Warta Kota.
    Sebagian orang biasanya menyempatkan diri untuk tidur beberapa saat sehabis sahur dan salat Subuh, sebelum berangkat kerja. Namun, hal ini kerap menimbulkan masalah ketika bangun. Banyak orang yang ragu-ragu untuk menyikat gigi mengingat masih dalam kondisi berpuasa. Mereka beranggapan bahwa menyikat gigi itu makruh.
    ”Kalau menurut saya, tetap saya sarankan untuk menyikat gigi bila tidur lagi setelah sahur. Karena seberapa lama pun kita tidur, proses pembusukan dalam gigi tetap berlangsung dan itu menimbulkan bau mulut,” kata Hariani.
    Bakteri di dalam gigi sebenarnya terus melakukan proses pembusukan, terutama setelah makan dan kondisi tubuh tidak aktif atau tidur. Menyikat gigi sebelum tidur tidak menjamin sisa-sisa makanan yang ada di dalam gigi terbuang semuanya. Makanan yang tersisa inilah yang menjadi sumber makanan dari bakteri dalam gigi sehingga berpotensi menimbulkan bau.
    Tetapi, tingkat bau mulut seseorang tergantung dari kualitas mereka membersihkan gigi. Juga kondisi kesehatan seseorang. Orang yang menderita diabetes, misalnya, mulutnya akan tetap bau. Begitu juga yang menderita maag, bau mulut cepat keluar karena sensasi asam lambung yang cepat.
    Untuk menjaga agar mulut tetap segar saat puasa dan tidak menimbulkan bau yang berlebih, makanan yang dikonsumsi saat sahur sebaiknya makanan yang tidak berpotensi tinggi menimbulkan bau, seperti pete atau goreng-gorengan. Makanan yang disarankan untuk sahur yaitu makanan tinggi serat seperti sayur dan buah.
    Bau mulut saat puasa terjadi karena kekeringan pada mulut akibat kurangnya cairan (saliva atau air ludah). Karena saliva berkurang, bakteri dalam mulut pun jadi lebih banyak sehingga muncullah bau mulut. (wik)
 
Tip Atasi Bau Mulut Sewaktu Puasa
1. Hindari makanan yang berpotensi menimbulkan bau seperti bawang merah, bawang putih, petai, jengkol, durian, ikan, daging, juga berbagai produk susu.
2. Kurangi jumlah rokok yang diisap
3. Gosok gigi setelah sahur, berbuka puasa dan mau tidur. Gosok dengan cara yang benar agar gigi dan rongga mulut bersih dan tidak tersisa makanan
4. Untuk membersihkan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi, gunakan benang gigi
5. Perbanyak konsumsi buah dan sayur
6. Kurangi konsumsi minuman berkafein
7. Bila menggunakan obat kumur, jangan berlebih karena akan menghilangkan kondisi flora normal yang dibutuhkan gigi. (wik)

Tip Sehat
  1. Berbuka tepat waktu dan jangan dengan sengaja diundur atau diperlambat.
  2. Mulai dengan makanan yang manis-manis secukupnya. Ini penting untuk menormalkan kadar gula dalam tubuh. 
  3. Jangan langsung menyantap makan besar seperti nasi dan lauk-pauknya.
  4. Makanlah secara bertahap dan jangan makan dalam jumlah yang berlebihan karena lambung membutuhkan ruangan kosong untuk mencerna makanan.
  5. Batasi asupan gula, lemak, dan karbohidrat berlebihan saat berbuka puasa yang biasanya diperoleh dari makanan atau minuman pembuka.
  6. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya bervariasi, bergizi, dan seimbang
  7. Sertakan buah dan sayur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat
  8. Konsumsi air putih dalam jumlah yang cukup untuk menjaga stamina saat buka puasa dan sahur.   9. Saat sahur, makanan yang dikonsumsi terdiri dari karbohidrat, protein, sayur-sayuran dan buah-buahan. 
10. Makan sahur lebih utama mendekati waktu imsak tiba.
11. Setelah berbuka atau sahur, jangan langsung tidur. Tubuh memerlukan waktu untuk mencerna makanan.
12. Aktivitas fisik saat berpuasa jangan dikurangi, termasuk olahraga. Hanya saja gantilah waktu olahraga dari pagi ke sore hari sebelum buka. (wik)

Bugar Bagi Manula yang Berpuasa
    Bagi kaum lanjut usia atau manula, banyak hal yang harus diperhatikan saat menjalankan ibadah Puasa. Salah satunya adalah kalori yang dibutuhkan saat berpuasa. Pemenuhan kebutuhan kalori manula yang berpuasa harus sama dengan kebutuhan saat mereka tidak berpuasa.
     Jenis makanan yang dikonsumsi pun harus seimbang, terutama jenis makanan yang lebih lama dicerna yaitu karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, dan makanan tinggi serat antara lain sayuran dan buah. Makanan ini dikonsumsi saat sahur. Sedangkan makanan yang lebih cepat dicerna yaitu karbohidrat sederhana seperti gula, sebaiknya dibatasi konsumsinya saat sahur.
     Bagi manula yang memiliki riwayat penyakit, masih diperbolehkan berpuasa. Karena Ramadan merupakan bulan latihan pengaturan dan pengendalian diri, maka aturlah asupan makanan dan disiplinkan diri. Saat puasa, makan dan minum dibatasi sehingga pola makan, jumlah, dan jenis makanan orang berpuasa berbeda dengan kebiasaan sehari-hari.
     Dari penelitian oleh Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM pada tahun 1997, diketahui bahwa seseorang yang berpuasa akan berkurang asupan makanannya 12 persen dari asupan makanan sehari-hari. Sejumlah penelitian lainnya pada orang usia lanjut menunjukkan bahwa puasa memberi pengaruh baik bagi kesehatan. Orang berusia lanjut yang berpuasa juga tidak terganggu fungsi ginjalnya selama asupan cairan terpenuhi.
     Penelitian lainnya menyebutkan, setelah berpuasa, ada penurunan kadar kolesterol total, kadar kolesterol LDL, trigliserida, dan asam urat. Kadar radikal bebas (zat yang merusak sel di dalam tubuh) juga menurun, sedangkan kadar antioksidan yang dibutuhkan tubuh meningkat. Puasa juga tidak berpengaruh negatif pada penderita diabetes melitus selama mengikuti petunjuk yang diberikan. Seseorang yang berpuasa akan merasa tenang sehingga kadar gula darah lebih stabil. (wik)

Tip Puasa Manula
1. Pola makan yang dianjurkan ketika berpuasa adalah 40 persen kalori saat sahur, 50 persen kalori saat berbuka puasa yang dibagi jadi dua yaitu makanan ringan atau segar saat berbuka sebelum salat Magrib, dan makanan padat atau besar setelah salat Maghrib. Sedangkan 10 persen kalori berupa makanan kecil yang dikonsumsi sesudah salat Tarawih.
2. Obat-obatan yang harus diminum — jika memiliki masalah kesehatan — perlu dipantau dan diatur kembali jadwal minumnya. 
3. Kebutuhan cairan harus cukup. Perlu sekitar 30-50 cc per kilogram berat badan setiap hari (8-10 gelas) agar terhindar dari kekurangan cairan.
4. Perbanyak konsumsi air atau jus buah di antara berbuka puasa dan sebelum tidur. Hindari konsumsi teh terlalu banyak karena merangsang pengeluaran urine sehingga garam mineral yang dibutuhkan tubuh pada siang hari akan terbuang.
5. Konsumsi makanan mudah cerna seperti nasi, roti, dan makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah. Hindari makanan berlemak dan yang digoreng. (wik)

Publish: Sunday, 31 August 2008

Tidak ada komentar: