
Anda yang gemar menyaksikan drama Korea pasti melihat bagaimana kampanye makan buah diselipkan di drama-drama atau sinetron mereka. Dalam drama Korea, kerap terlihat tayangan keluarga yang selalu menyediakan buah sehabis makan atau di saat bercengkrama, juga ketika menjamu tamu. Kampanye makan buah ini tampaknya perlu ditiru Indonesia. Melalui sinetron, film, dan tayangan televisi lainnya, kebiasaan buah di Indonesia bisa ditingkatkan.
Buah sangat penting bagi kesehatan karena di dalam buah terkandung seluruh vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. ”Oleh karena itu sebaiknya makan 10 buah setiap hari agar kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh terpenuhi,” kata spesialis nutrisi klinis, dokter Samuel Oetoro MS, SpGK, ketika ditemui Warta Kota di Semanggi Specialist Clinic beberapa waktu lalu.
Besarnya jumlah buah dan ragam warna buah yang dikonsumsi per hari tidak lepas dari upaya untuk melengkapi kebutuhan gizi dalam tubuh. Jika hanya makan satu atau dua porsi buah per hari, jenis vitaman dan mineral yang masuk ke tubuh hanya beberapa saja. Maka, jika ingin tubuh sehat dan gizi terpenuhi, buah yang dimakan setiap hari minimal 10 porsi, 10 jenis, dan 10 warna. Yang dimaksud dengan 1 porsi di sini adalah satu buah utuh, bukan yang dipotong-potong seperti dalam rujak.
Jumlah ini memang terkesan sangat banyak bagi sebagian orang. ”Tetapi kalau ingin sehat, ya harus makan sepuluh buah setiap hari. Tidak ada alasan lagi,” ujar dokter Samuel.
Namun, Samuel juga menyadari bahwa bagi sebagian orang Indonesia, hal itu memang cukup berat. Tetapi jika melihat kondisi lingkungan, terutama di Jakarta yang penuh dengan polusi udara, air dan tanah, Samuel sangat menyarankan untuk makan 10 buah setiap hari, meski dengan cara bertahap.
Awalnya bisa dilakukan dengan makan 3 porsi, 3 jenis, dan 3 warna buah setiap hari. Setelah terbiasa, jumlahnya ditingkatkan lagi sehingga mencapai tahap konsumsi buah yang mencapai 10 porsi, 10 warna dan 10 jenis buah dalam satu hari.
Jenis buah yang dimakan juga bisa dipilih sesuai dengan selera dan tidak harus buah impor. Bagi mereka yang memiliki dana yang cukup untuk membeli buah dari luar negeri, bisa memilih seperti anggur, pir, kiwi, atau apel new zealand. Sedangkan bagi yang dananya terbatas, bisa memilih buah lokal yang murah seperti pisang, nanas, mangga, apel manalagi, jeruk, duku, sawo, atau buah bune.
Indonesia Rendah
Menurut data yang ada, konsumsi buah di Indonesia sangat rendah. Hasil Survei Susenas yang diadakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sebanyak 60,44 persen masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi satu porsi buah atau bahkan kurang dalam satu hari.
Konsumsi buah-buahan di Indonesia juga hanya 40,06 kg/kapita/tahun, masih cukup jauh dari rekomendasi Organisasi Pangan Dunia (FAO) yaitu 65,75 kg. Angka ini memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Filipina yang tercatat sebesar 67 kg/kapita/tahun, Malaysia 52 kg, atau Thailand 92 kg.
Padahal, penyebab kematian sekitar 2,7 juta warga dunia setiap tahunnya disebabkan tidak cukupnya makan sayur-sayuran dan buah-buahan. Rendahnya konsumsi kedua sumber serat itu menjadikannya masuk ke dalam 10 besar faktor penyebab kematian di dunia.
Rendahnya konsumsi kedua sumber tersebut memiliki sumbangan 31 persen terhadap penyakit jantung ishaemic dan 11 persen stroke di seluruh dunia. WHO juga menduga adanya sumbangan 5-12 persen untuk seluruh jenis kanker, khususnya kanker saluran pencernaan yang menyumbang 20-30 persen. (wik)
Sunday, 12 October 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar