Musim haji tahun ini memang masih lama, baru akan dimulai akhir November 2008. Tapi persiapan untuk pergi ke Tanah Suci mesti dilakukan jauh-jauh hari. Apalagi pada musim haji tahun ini Mekkah dalam kondisi dingin. Persiapan calon jemaah haji harus lebih baik. Persiapan yang baik bisa membantu untuk melaksanakan ibadah haji dengan baik.
Persiapan fisik tidak kalah pentingnya dengan persiapan mental-spiritual. Persiapan fisik sebenarnya tidak terlalu menyulitkan calon jemaah. ”Lakukan saja olahraga berjalan kaki selama 30 menit dalam satu hari. Bisa dilakukan setiap hari, tetapi minimal tiga kali seminggu,” kata dokter Tri Juli Edi Tarigan, spesialis penyakit dalam di sela-sela diskusi ’Tips Sehat dan Bugar dalam Melaksanakan Ibadah Haji’ di Universitas Indonesia, Salemba, beberapa waktu lalu.
Latihan berjalan kaki selama 30 menit dalam satu hari diperlukan untuk membiasakan diri berjalan. Pasalnya, jemaah haji yang berangkat dengan ONH biasa melalui pemerintah—bukan ONH Plus yang diselenggarakan swasta—sering mendapat tempat menginap yang jauh dari Masjidil Haram. Jaraknya bisa mencapai 30 menit jalan kaki dari penginapan. Bila jemaah tidak terbiasa berjalan kaki, dipastikan akan meng-alami kelelahan karena jemaah harus lima kali ke masjid dalam sehari. Belum lagi, pelaksanaan ibadah lainnya juga menuntut jalan kaki.
Mekkah tahun ini berada pada musim dingin saat ritual haji dilaksanakan. Tentunya akan berpengaruh pada kesehatan jemaah dari Indonesia karena perbedaan musim. Menurut dokter Tri Juli, pada musim dingin. Kelembapan udara di Mekkah rendah sehingga kerap kali menyebabkan masalah kesehatan saluran pernapasan jemaah.
”Jadi, sebaiknya saat keluar hotel atau tempat penginapan, jemaah menggunakan penutup hidup yang basah. Carilah penutup hidung dan mulut yang dari bahan katun agar mudah dibasahi,” ujar Tri Juli.
Penutup mulut dan hidung yang basah akan membantu saluran pernapasan jemaah lancar. Penutup mulut dan hidung harus dibasahi beberapa jam sekali karena mudah kering. Bila tidak menggunakan penutup mulut dan hidung, jemaah menghadapi risiko mimisan. Selain itu, jemaah harus sering mengonsumsi buah atau jus buah. Buah akan sangat membantu meningkatkan kondisi kesehatan jemaah.
Bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit tertentu, sebaiknya melakukan pencegahan. Ada baiknya mencari informasi, bagaimana mengatasi masalah yang mungkin tiba-tiba muncul di Mekkah. Kondisi cuaca di Mekkah yang masih musim dingin memperberat beberapa penyakit seperti jantung, diabetes melitus, rematik, dan stres. Perlu kiranya untuk bisa menjelaskan kondisi kesehatan kepada dokter kloter sehingga bila ada kejadian bisa langsung ditangani dengan baik.
Atur haid
Bagi calon jemaah haji wanita, yang juga perlu diperhatikan adalah pengaturan haid saat hendak berangkat ke Tanah Suci. Untuk itu perlu dicermati bagaimana mengantisipasi jadwal kedatangan haid. Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan yang mengandung hormon pregestoren atau gabungan dari hormon estrogen dan progesteron. Obat biasanya dimakan satu siklus sebelum datangnya haid sehingga haid tidak akan keluar pada saat pelaksanaan ibadah haji.
”Oleh karena itu jemaah wanita sebaiknya jauh-jauh hari sudah berkonsultasi dengan dokter. Minimal datang ke dokter satu siklus sebelum keberangkatan sehingga kita bisa menghitung dan mengatur datangnya haid. Jangan sepekan sebelum berangkat baru ke dokter, ya sudah terlambat,” ujar dokter Dwiana Ocviyanti, spesialis obstetri dan ginekologi.
Pil pengatur haid yang diberikan dokter biasanya merupakan pil KB dan terdiri dari dua jenis obat dalam satu kemasan untuk dikonsumsi selama 28 hari. Atau satu jenis obat dalam satu kemasan untuk 21 hari yang hanya mengandung pil aktif. Kemasan 28 hari berisi 21 tablet pil aktif yang bentuk dan ukurannya sama dan 7 tablet pil plasebo (tanpa obat) yang bentuk dan ukurannya berbeda. Paling ideal pil mulai digunakan pada hari kedua hingga kelima haid atau selambat-lambatnya 14 hari sebelum hari pertama haid yang ingin ditunda. (wik)
Publish: Sunday, 03 August 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar